Dahulu, citra seorang guru begitu agung. Mereka adalah mercusuar ilmu, duduk di tempat yang tinggi, didatangi oleh murid-murid yang datang dengan penuh hormat, haus akan setiap tetes ilmu yang mereka miliki. Para murid berbondong-bondong mencari guru, mendatangi majelis ilmu, dan menundukkan kepala di hadapan kebijaksanaan.
Kini, zaman telah bergeser. Realitas yang kita hadapi seringkali jauh berbeda. Tak jarang kita melihat guru yang harus berkeliling, dari pintu ke pintu. Bukan lagi murid yang giat mencari ilmu, melainkan guru yang harus berjuang menjemput murid. Fenomena ini mungkin membuat sebagian bertanya, "Apakah ini merendahkan derajat seorang guru?"
Sama sekali tidak! Justru sebaliknya.
Menyelamatkan Satu Masa Depan
Ketahuilah, wahai para pendidik, ketika engkau menjemput satu anak kecil itu bukan sekadar mencari murid. Lebih dari itu, engkau sedang menyelamatkan satu masa depan. Engkau menjaga fitrah mereka, menanamkan iman, dan menanamkan akhlak mulia agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil 'alamin). Ini adalah tugas yang mulia, melebihi sekadar mengajar di dalam kelas.
Saat orang lain bangga duduk di kantor ber-AC, dengan segala kenyamanan, engkau berdiri di depan rumah yang kadang tak ramah. Engkau menjelaskan dengan suara tenang dan senyum yang tabah, bahwa sekolah bukan hanya tempat bermain. Ini adalah tempat di mana masa depan dibentuk, karakter ditempa, dan impian ditumbuhkan.
Bukan air mata yang jatuh saat pintu tertutup tanpa sambutan, tetapi keyakinan yang kokoh bahwa perjuangan ini tidak akan pernah sia-sia. Setiap penolakan yang engkau hadapi adalah ujian kesungguhan hatimu. Setiap langkah kakimu adalah bukti nyata kecintaanmu pada amanah yang diemban.
Lebih dari Sekadar Mengajar, Ini Perjuangan!
Engkau, wahai guru, bukanlah sedang menjual sekolahmu. Engkau sedang memperjuangkan akhlak anak-anak itu, agar mereka tidak tumbuh liar tanpa arahan. Engkau berjuang agar kelak mereka menjadi penyejuk mata bagi orang tua mereka, dan menjadi penyelamat bagi umat serta agama.
Maka, jangan pernah mundur selangkah pun. Karena engkau sedang menapaki jalan perjuangan yang luhur. Ingatlah selalu, Allah tidak menilai hasil akhir semata, tetapi Dia mencatat setiap niat suci dan setiap perjuanganmu.
Teruslah melangkah dengan kepala tegak, hati yang lapang, dan niat yang murni. Niat serta pengabdian yang tersembunyi di balik setiap langkah kakimu adalah harta yang tak ternilai. Karena engkau bukan sekadar guru; engkau adalah penjaga masa depan anak bangsa.
0 Comments