Kurikulum Skansika

Bapak/ Ibu dapat mengakses berkatan dengan: Struktur Kurikulum, Agenda Kegiatan, Kalender Pendidikan, Pembagian Waktu KBM, Jadwal Blok dan lain sebagainya

Sarastiana,MBA

Waka kurikulum

Lihat

Yiyit Rastowo

Perencanaan dan TEFA

Lihat

Prihatin Puji R.

Supervisi dan Penilaian

Lihat

Innar Sholata

Perencanaan dan TEFA

Lihat

Sri Nurhidayati

Penilaian

Lihat

Dian Pramukti

Admin Penilaian

Lihat

Nurhabib Umar

PBM Penilaian

Lihat

Perancangan Pembelajaran Teaching Factory (TeFa)

Melengkapai tulisan sebelumnya tentang Teaching Factory (TeFa) disini. Ada 3 komponen yang perlu disiapkan untuk pelaksanan TEFA yaitu lingkungan kerja, produk dan proses embelajaran. 
 1.1. Penataan dan pembenahan lingkungan kerja/bengkel sesuai dengan di Industri. Untuk melaksanan pembelajaran TEFA perlu dilakukan pembenahan dan penataanbengkel yang diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai lingkungan kerja di industri. Tata letak mesin, area kerja, alur produksi, budaya kerja dan prosedur kerja mengadopsi dari industri. Industri mitra sangat penting dalam menciptakan susana kerja di industri. Dalam implementasi TEFA SMK dapat bekerjasam dengan indsutri-industri yang relevan. SMK dapat memulai dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan lingkungan kerja seperti di industri secara bertahap.
PRODUK /JASA Produk/jasa dalam pembelajaran TEFA adalah sebagai media pengantar untuk mencapai suatu kompetensi tertentu, jadi bukan sekedar produk yang dihasilkan dari pemanfaatan sarana/prasarana yang ada. Untuk itu dalam menetapkan produk yang akan diproduksi harus mempertimbangkan jumlah kompetensi yang dapat diantarkan melalui produk tersebut dan standar kualitas dan nilai guna produk (dapat memenuhi kebutuhan internal atau eksternal).Dalam konteks aktifitas industri untuk menghasilkan produk maka produk dapat didefinisikan segala sesuatu (barang ataupun jasa) dengan segala attributnya yang dapat ditawarkan ke pasar secara komersial untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga memuaskan konsumen. 
Atribut produk yang dilihat konsumen sebelum membeli sebuah produk diantaranya adalah brand/merk, kinerja, spesifikasi teknis, harga, desain, warna, daya tahan, pengalaman dan reputasi perusahaan sehingga menjadi totalitas bentuk dan karakteristik produk yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang tampak jelas maupun tersembunyi. Kriteria produk yang dikembangkan/dipilih dalam pelaksanaan TEFA diantaranya adalah : 
1) Mampu mengantarkan pencapaian kompetensi siswa 
2) Memiliki potensi pasar yang baik untuk memenuhi kebutuhan internal maupun eksternal 
3) Kemampuan produk untuk diproduksi dengan sumberdaya yang dimiliki 
4) Dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara berkelanjutan

PEMBELAJARAN, contoh pada Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Busana
TEFA dapat dilakukan pada 1 mata pelajaran produktif danatau dengan kolaborasi beberapa mata pelajaran bahkan antar kompetensi keahlian akan sangat tergantung pada kompleksitas produk/proyek yang dikembangkan. Produk/jasa harus didasarkan pada pencapaian kompetensi yang diharapkan, kualifikasi guru, persyaratan kompetensi siswa dari mata pelajaran yang telah ditempuh, prospek bisnis/pasar, ketersediaan bahan baku dan peralatan yang dimiliki serta program kemitraan yang dikembangkan dengan industri. Kerangka dasar pembelajaran TEFA meliputi beberapa aspek berikut:
 
1) Profil karir dan atau peluang usaha terkait Mengidentifikasi profil karir lulusan sesuai capaian pembelajaran sesuai rdengan standar kompetensi.
Untuk SMK Tata Busana misalnya 
a) Bekerja di industri garmen 
b) Wirausaha di sektor indsutri kreatif fashion 
c) Mengidentifikasi standar kompetensi kerja nasional SKKNI dan uji kompetensi yang diperlukan,
Integrasi elemen kompetensi dalam dokumen SKKNI terkiat dalam proses pembelajaran merupatan tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi untuk menguatkan link and match dengan dunia usaha dan inustri. SKKNI yang terkait dengan SMK tata busana diantaranya adalah: 
a) SKKNI bidang merancang mode busana berdasarkan keputusan menteri tenaga.kerja dan tranmigrasi nomer 116 tahun 2007 
b) SKKNI bidang Menjahit pakaian berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomer 92 tahun 2008 
c) SKKNI bidang custome made busana wanita berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomer 90 tahun 2010 
d) SKKNI bidang desain busana berdasarkan keputusan menteri ketenaga kerjaan nomer 78 tahun 2014 
e) SKKNI bidang produksi pakaian jadi masal berdasarkan keputusan menteri ketenagakerjaan nomer 305 tahun 2015 
f) SKKNI bidang bordir berdasarkan keputusan menteri ketenagakerjaan nomer 377 tahun 2015 
g) SKKNI bidang kewirausahaan industri berdasaran keputusan menteri ketenagakerjaan nomer 53 tahun 2014 

2) Analisis Sumber daya 
SMK perlu membuat analisis kesenjangan dan potensi sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Berdasarkan analisis kesenjangan ini digunakan untuk merancang strategi pengembangan sekolah. Mengidentifikasi keterkaitan anatar Mata PelajaranMelalui analisis Kompetensi Inti dan kompetesi dasar pada mata pelajaran yang mendukung untuk pencapaian kompetensi dan melaksanakan produksi dalam TEFA.Implementasi TEFA dapat dikembangkan dalam 1 mata pelajaran maupun kolaborasi antar mata pelajaran. 

3) Menetapkan produk TEFA 
Untuk menetapkan produk yang akan diproduksi perlu dilakukan analisis kurikulum untuk produk/jasa yang dapat dihasilkan dari proses pembelajaran dan sumberdaya yang dimiliki. Produk yang dipilih ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan kompetensi yang akan dicapai,kebutuhan sumberdaya dan potensi pasar produk dan potensi pengembangnnya.

4) Melibatkan dan mengembangkan kerjasama dengan industri mitra 
Pengembangan kerjasama sangat diperlukan dalm pelaksanaan TEFA. Bentuk kerjasama TEFA diantara nya dapat berupa dukungan sumberdaya, budaya industri, pengembangan perangkat pembelajaran, magang, pengaturan tata letak, pengembangan dan pemasaran produk, uji kompetensi, guru tamu dan lainnya. 

5) Peningkatan kompetensi/pengalaman guru pelatihan/magang jika diperlukan
Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk dalam pelaksanan TEFA diperlukan guru yang memiliki pengalaman di industri sesuai dengan produk TEFA yang telah ditentukan. Untuk sekolah yang memproduksi pakaian jadi masal guru harus magang di industri garmen yang memiliki produk-produk berskala nasional dan internasional. Untuk SMK yang mengembangkan produk berbasis custome made dapat magang di fashion desaineryang bereputasi nasional dan internasional. Melalui magang ini kompetensi dan budaya kerja industri dapat terinternalisasi kepada guru untuk dapat diajarkan pada siswa 

6) Menyelaraskan bahan ajar jobsheet,formulir produksi dan pemeriksaan kualitas untuk proses produksi (dapat memodifikasi/mengadopsi langsung dari industri).
Implementasi TEFA pada prinsipnya adalah mengintegrasikan lingkungan, proses dan standar kerja industri dalam proses pembelajaran di keals/bengkel. Untuk dalam pelaksanaan pembelajranharus mengadopsi standar produk, standar kualitas, standar produksi dan budaya kerjaindustri tertuang dallam perangkat pembelajaran seperti RPP dan jobsheet yang mengadopsi dari dokumen yang ada di industri. 

7) Penataan Bengkel dan peralatan Untuk melakukan pembenahan bengkel perlu dilakukan Analisis pekerjaan dan alur produksi terkait bahan, alat, waktu, dan layout mesin. Dalam penataan laboratorium dna bengkel juga memperhatikan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat dengan penerapanbudaya 5R. 

8) Menetapkan jadwal pembelajaran Berdasarkan analisis proses produksi berdasarkan karakteristik produk yang akan dihasilkan dari aspek jumlah, waktu, kualitas, prosedur kerja diperlukan perancangan jadwal yang lebih fleksibel anatara sistem reguler dan sistem blok.

9) Melaksanakan kegiatan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran TEFA dapat dikembangkan dengan beberpa model model pembelajaran berbasis komptensi, pembelajaran berbasis masalah, pembelalajaran berbasis projek, pembelajran berbasis produksi. 
Setidaknya dilakukan dengan 3 tahapan sebagai berikut 
a) Tahap pembelajaran kompetensi kerja 
Pada tahap ini peserta didik dilatih dan disiapkan untuk menguasai kompetensi kerja yang diperlukan dalam memproduksi produk yang akan dihasilkan. Langkah lagkah pembelajaran dapat dilakukan dengan mengamati dan menganalisis produk yang akan dibuat, merencanakan kebutuhan tempat, bahan dan alat, memproduksi contoh/sampel produk, mengevaluasi produk dan hasil kerja. Dalam proses ini guru melatih dan membimbing siswa untuk menguasai keterampilan yang diperlukan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar yang ditetapkan dan siswa berlatih dengan mengerjakan produksi sampel produk. 
b) Tahap produksi 
Pada tahap produksi siswa dapat dibagi/dikelompokkan sesuai deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan dan bekerja secara tim untuk melakukan produksi dengan langkah sebagai berikut, Siswa memahami spesifikasi produk yang akan dikerjakanmeliputi desain, standar ukuran, standar kualitas, jumlah, waktu, siswa bekerja secara mandiri atau berkelompok memproduksi produk sesuai target dan standar kualitas produksi yang telah ditetapkan, menerapkan budaya K3, guru melakukan pengendalian mutu selama proses produksi, dan guru dan siswa bersama melakukan evaluasi akhir terhadap produk yang telah dihasilkan) 
c) Pengembangan wirausaha 
 Pembelajaran TEFA diharapkan juga menumbuhkan keterampilan berwirausaha maka dalam tahap ini siswa dapat dilatih dan diajar 
1) Berkreasi untuk mengembangkan dan melakukan inovasi produk 
2) Mengembangkan kegiatan pemasaran secara luar jaringan (offline) dan dalam jaringan (online) 
3) Mengembangkan komunikasi dan layanan prima kepada pelannggan 
4) Membuat rancangan pengembangan bisnis dengan Kanvas model bisnis 
5) Evaluasi akhir. `Berdasarkan panduan pelaksanaan TEFA Direktorat Pembinaan SMK (2017) setidaknya ada 7 elemen pelaksanaan TEFA yang meliputi: 
 1) Pengkondisian dan penataan Laboratorium/Bengkel Pembenahan ruang praktik dilakukan dengan merenovasi ruangan dan melengkapi peralatan untuk mendukung produksi Produk/Jasa 
 ) Produk dan jasa yang dihasilkan Menetapkan produk atau jasa sesuai kompetensi keahlian, potensi sumber daya sekolah dan kerjasama industri. Produk/jasa adalah media untuk pencapaian kompetensi. 
 3) Model pembelajaran 
4) Mengembangkan model pembelajaran berbasis industri dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan standar kerja industri berdasarkan produk dan jasa yang dihasilkann. 
 5) Sumberdaya manusia Pengembangan SDM dilakukan dengan mengirimkan magang guru ke industri yang sesuai dengan produk/jasa dalam pelaksanaan TEFA untuk memahami prosedur, kualitas dan budaya kerja industri. Jika memungkinkan siswa dapat juga melakukan kunjungan industri untuk observasi langsung di lapangan/pasar) .
6).Manajemen Manajemen TEFA di SMK dilakukan dengan dukungan komitmen manajemen, pembentukan tim, struktur organisasi, rencana/program kerja, deskripsi tugas yang jelas, SOP dan alur kinerja, pengelolaan Administrasi pembelajaran dan keuangan, serta lingkungan pembelajaran yang baik. 
7) Hubungan industri Mengembangkan hubungan industri dan eterlibatan aktif praktisi/industri sebagai standar, bencmark , mentor, supervisor, lisensi , pemasaran, untuk pelaksanaan TEFA. 
8) Informasi produk Info produk dalam katalog cetak dan digital maupun melalui sosialisasi media online maupun offline dan events kegiatan seperti layanan uji coba dan jasa gratis pada saat launching produk atau hari-hari khusus,

0 Comments