Kurikulum Skansika

Bapak/ Ibu dapat mengakses berkatan dengan: Struktur Kurikulum, Agenda Kegiatan, Kalender Pendidikan, Pembagian Waktu KBM, Jadwal Blok dan lain sebagainya

Sarastiana,MBA

Waka kurikulum

Lihat

Yiyit Rastowo

Perencanaan dan TEFA

Lihat

Prihatin Puji R.

Supervisi dan Penilaian

Lihat

Innar Sholata

Perencanaan dan TEFA

Lihat

Sri Nurhidayati

Penilaian

Lihat

Dian Pramukti

Admin Penilaian

Lihat

Nurhabib Umar

PBM Penilaian

Lihat

Kekuatan Bercerita: Mengubah Kelas Menjadi Panggung Inspirasi

Di era digital saat ini, di mana informasi dapat diakses dengan mudah, peran guru tidak lagi hanya sebagai penyampai materi pelajaran. Guru memiliki peran yang lebih besar, yaitu sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator bagi siswa. Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi seorang guru adalah kemampuan bercerita atau storytelling dalam kelas, tugas guru bukan sekedar menuntaskan kurikulum, tetapi membangun dunia di dalam kepala anak². Dunia yg penuh dengan pertanyaan, petualangan, dan kemungkinan tak terbatas. Dan pintu gerbang menuju dunia itu adalah kemampuan bercerita (storytelling).
Ketika kita mampu mengubah pelajaran menjadi cerita yg menarik, anak didik kita tidak hanya mendengar, tetapi juga mengalami. Mereka membayangkan, mempertanyakan, bahkan ingin mencari tahu lebih dalam. Curiosity atau rasa ingin tahu mereka terbangun. Dan ketika rasa ingin tahu muncul, pembelajaran menjadi menyenangkan & bermakna. 

Mengapa Kemampuan Bercerita Penting bagi Guru
  • Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan: Cerita dapat membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Siswa akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar ketika guru menyampaikan materi pelajaran melalui sebuah cerita. 
  • Memudahkan Pemahaman Konsep: Konsep yang abstrak dan sulit dipahami dapat menjadi lebih mudah dicerna melalui sebuah cerita. Cerita dapat memberikan konteks dan contoh konkret yang relevan dengan kehidupan siswa. 
  • Meningkatkan Daya Ingat: Informasi yang disampaikan melalui cerita cenderung lebih mudah diingat oleh siswa. Hal ini karena cerita memiliki alur, karakter, dan emosi yang kuat, sehingga menciptakan kesan yang mendalam dalam ingatan siswa. 
  • Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Cerita dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dan analitis. Siswa akan diajak untuk menganalisis karakter, alur, dan pesan moral yang terkandung dalam cerita. 
  • Menanamkan Nilai-nilai Moral: Cerita dapat menjadi media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada siswa. Melalui cerita, siswa dapat belajar tentang kebaikan, kejujuran, keberanian, dan nilai-nilai luhur lainnya. 
  • Membangun Koneksi dengan Siswa: Bercerita dapat membantu guru membangun koneksi yang lebih baik dengan siswa. Melalui cerita, guru dapat berbagi pengalaman, pemikiran, dan nilai-nilai yang diyakininya, sehingga siswa merasa lebih dekat dan percaya kepada guru. 

Tips Mengembangkan Kemampuan Bercerita bagi Guru 
Latihan: Seperti halnya kemampuan lainnya, kemampuan bercerita juga membutuhkan latihan. Guru dapat mulai dengan berlatih bercerita di depan cermin atau teman sejawat. 
Membaca: Membaca buku, novel, atau cerita anak-anak dapat membantu guru memperkaya kosakata, gaya bahasa, dan alur cerita. 
Mengamati: Amati bagaimana orang lain bercerita. Perhatikan intonasi, gestur, dan ekspresi wajah mereka. Hal ini dapat membantu guru meningkatkan kemampuan bercerita. 
Mengikuti Pelatihan: Saat ini banyak pelatihan atau workshop tentang storytelling yang bisa diikuti oleh guru. Pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam tentang seni bercerita. Kemampuan bercerita adalah aset yang sangat berharga bagi seorang guru. Dengan menguasai kemampuan ini, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik, efektif, dan bermakna bagi siswa.

0 Comments