Kurikulum Skansika

Bapak/ Ibu dapat mengakses berkatan dengan: Struktur Kurikulum, Agenda Kegiatan, Kalender Pendidikan, Pembagian Waktu KBM, Jadwal Blok dan lain sebagainya

Sarastiana,MBA

Waka kurikulum

Lihat

Yiyit Rastowo

Perencanaan dan TEFA

Lihat

Prihatin Puji R.

Supervisi dan Penilaian

Lihat

Innar Sholata

Perencanaan dan TEFA

Lihat

Sri Nurhidayati

Penilaian

Lihat

Dian Pramukti

Admin Penilaian

Lihat

Nurhabib Umar

PBM Penilaian

Lihat

Peran Ortu Dalam Gerakan 7 Kebiasan Hebat Anak Indonesia


Orang tua/wali, pendidik, dan satuan pendidikan mempunyai peran penting dalam membimbing anak usia dini agar dapat menerapkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Namun, pada saat proses bimbingan yang dilakukan harus menggunakan metode atau cara yang penuh kesadaran (mindfulness), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful).
Peran Orang Tua/Wali dalam Menerapkan Kebiasaan Bangun Pagi
Orang tua/wali dapat menerapkan kebiasaan bangun pagi pada anak dengan pendekatan yang menyenangkan dan mendidik. Berikut beberapa cara untuk membantu membiasakan anak bangun pagi. 1) Orang Tua/Wali perlu menjadi teladan yang baik dengan membiasakan diri untuk bangun pagi. Jika anak melihat orang tua bangun pagi, anak akan belajar bahwa bangun pagi adalah bagian penting dari kehidupan keluarga, sehingga anak akan meniru kebiasaan ini. 2) Orang Tua/Wali perlu membuat kesepakatan jam tidur dengan anak dan memastikan anak tidur pada waktu yang telah disepakati sehingga memungkinkan anak bangun pagi dengan segar. 3) Orang tua/Wali perlu memotivasi anak untuk mematuhi jadwal bangun pagi pada akhir pekan untuk menjaga konsistensi bangun pagi sehingga tubuh anak terbiasa. 4) Orang tua/wali perlu memberikan penjelasan kepada anak tentang manfaat dari bangun pagi, antara lain melatih disiplin, mengelola waktu, dan lain sebagainya. 5) Orang tua/wali dapat meminta anak untuk memasang alarm dengan nada yang menyenangkan atau dapat menggunakan lagu favorit anak atau membiarkan anak memilih sendiri nada alarmnya. Jarak alarm diupayakan agak berjauhan dengan tempat tidur, agar ketika alarm bunyi anak langsung terbangun. 6) Orang Tua/Wali perlu mengajarkan anak untuk melakukan kegiatan rutin bersama sebelum tidur yang menenangkan, seperti menggosok gigi, membaca buku cerita, atau menyetel musik lembut. Kegiatan ini membantu tubuh anak beristirahat dan lebih siap untuk tidur sehingga mudah bangun pagi keesokan harinya. 7) Orang tua/wali dapat mengajak anak untuk menyiapkan perlengkapan yang akan dibutuhkan esok hari agar anak merasa siap dan lebih bersemangat untuk bangun pagi, seperti pakaian, sepatu, buku, alat tulis, dan perlengkapan lainnya. 8) Orang tua/wali perlu menerapkan prinsip 3S (Screen Time, Screen Break, Screen Zone) di rumah. Pertama, mengajarkan untuk screen time berapa lama dan cara mengaturnya (Screen Time). Kedua, melakukan jeda ketika anak beraktivitas dengan gadget, untuk bermain, berinteraksi, atau bersosialisasi (Screen Break). Ketiga, menetapkan wilayah bebas gadget di 3 ruangan rumah: ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi (Screen Zone)
Catatan Penting: Waktu penggunaan layar (screen time) diantaranya TV, laptop, tablet, dan ponsel untuk anak di bawah 2 tahun adalah 0 (nol) jam atau tidak diperbolehkan sama sekali, untuk anak usia 2-5 tahun adalah 1 jam per hari, di atas usia anak 6 tahun ke atas tidak melebihi 2-3 jam per hari dengan konten edukatif dan bimbingan orang tua (WHO, IDAI, Kemenkes).
9) Orang Tua/Wali perlu mengkondisikan suasana pagi yang menyenangkan, misalnya dengan menyajikan sarapan favorit atau menyetel musik yang disukai anak. Hal ini membantu anak merasa senang dan lebih termotivasi untuk bangun pagi. 10) Orang Tua/Wali perlu membangunkan anak bangun pagi dengan lembut dan beri waktu untuk menyesuaikan diri, seperti membelai rambut atau mengajak anak berbicara dengan nada lembut, dan memberikan beberapa menit untuk beradaptasi. 11) Orang Tua/Wali perlu melakukan kegiatan pagi di luar rumah, jika memungkinkan, seperti mengajak anak untuk bermain atau berjalan-jalan sebentar di luar rumah setelah bangun pagi. Kegiatan ini membantu anak merasakan manfaat udara segar, serta membuat anak lebih semangat untuk bangun pagi keesokan harinya. 12) Orang Tua/Wali dapat menjadikan kebiasaan bangun pagi sebagai kegiatan rutin keluarga, seperti menikmati sarapan bersama atau melakukan kegiatan ringan di pagi hari. Anak akan lebih mudah bangun pagi jika melihat seluruh keluarga melakukannya bersama. 13) Orang Tua/Wali perlu memberi pujian atau apresiasi ketika anak berhasil bangun pagi. Pujian ini membuat anak merasa dihargai dan lebih semangat untuk menjaga kebiasaan bangun pagi.

0 Comments